Senin, 10 Oktober 2011

Pemilik hidup

Ada berbagai kesadaran dalam menanggapi berbagai permasalahan dalam hidup. Misalnya takut naik pesawat maka kembalikanlah pada kesadaran bahwa 'sang pemilik hidup' adalah Allah.

Allah adalah pemilik hidup "saat ini", bukan kita, pemilik hidup "saat nanti", Allah maha berkehendak. Apakah Allah suka kpd manusia yg mengaku "hidup adalah milik dia?"... Pasrahkanlah pada kekuatan dan kemauan Allah. Dalam kepasrahan tersebut terletak bentuk kesadaran hakiki atas kelayakan manusia bersikap, semoga kelayakan tsb disukai dan dicintai Allah sbg TuhanNya.

Jatuhkanlah diri dalam perasaan "jika detik ini saya hidup di dunia adalah kesempatan" bagi saya utk bernafas, dan kesempatan bagi saya utk membuktikan keberserahan diri saya, serta "detik nafas di akhirat "nanti" adalah kesempatan" bagi saya utk hidup dalam ketentuan sang pemilik sebenarnya, maka mulailah berpikir utk selalu "memohon ampun" dan "berserah diri dalam ketidakpunyaan apa apa", sehingga selalu merespon setiap yg menimpa dengan respon "selayaknya manusia", sebagaimana yg diajarkan Al Quran dan yg di contohkan Rasulullah saw.

Berpikirlah dari sisi keabadian alam akhirat dimana Allah adalah sang pemilik hari pembalasan. Itulah keMaha Adilan sang Pencipta, keMaha Kasih sayangan Allah, tidak ada niat Allah utk menyakiti hambanya. Maka pandanglah segala ketakutan hidup ini dari sisi akhirat, bahwa sang Pemilik menginginkan apa terhadap manusia yg tdk memiliki apa apa.

Terakhir.... Selalu ingatlah bahwa nafas kita saat ini adalah waktu dan kesempatan kita untuk membuktikan "keberserahan diri kita", karena selayaknya itulah sikap manusia yg hakiki dan selayaknya manusia bersikap pada Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar